Rabu, 14 Juli 2010

Segenggam garam dan Air

Cerita   ini di ambil dari alkisah seorang pemuda yang sedang putus asa.
ketika itu ia habis tertimpa musibah yang amat berat usaha yang dijalaninya selama ini gulung tikar dan kekasihnya pergi meninggalkan dia saat itu pula ibunya meninggal dunia. iasudah sangat putus asa. dalam keputusasaannya itu ia terdiam dan selalu menangis. lalu datanglah seorang pengemis tua yang meminta sedikit rezki dari pemuda tersebut. lalu pemuda tersebut semakin sedih karena dirinya tidak lagi dapat berguna untuk orang lain.
 dengan tersenyum pengemis itu bertanya kepada pemuda itu akan masalah yang sedang di hadapi.
lalu pengemis itu memberikan segenggam garam kepada pemuda  yang putus asa itu dan diambilnya segelas air. dimintanya garam itu dimasukan kedalam segelas air. lalu pemuda itu diminta untuk meminum air yang sudah bercampur garam tersebut. lalu pengemis itu bertanya apa yang di rasakan oleh anak muda setelah minum air itu. anak muda menjawab,' air itu sangat asin sekali' pengemis itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. diajaklah pemuda itu ke sebuah danau yang sangat luas dan diberikannya kembali segenggam garam. seperti halnya tadi. pemuda itu kembali di minta untuk menaburkan segenggam garam kedalam danau. lalu pemuda yang putus asa itu diminta untuk mencoba meminum air dari danau tersebut. pengemis itupun kembali bertanya. apa yang dirasakan anak muda tersebut setelah meminum air danau. lalu pemuda menjawab tidak sedikitpun terasa asin dan malah merasa segar. dari cerita di atas dapat di ambil hikmahnya bahwa segenggam garam yang di taburkan layaknya sebuah masalah yang dihadapi dan air layaknya hati kita. seberapa besarpun masalah yang kita hadapi apabila kita menerimanya dengan hati yang lapang maka tidak akan terasa berat.

berikut adalah sebuah kisah yang dtulis untuk sebuah pelajaran yang semoga berguna bagi pembaca. terimakasih

Tidak ada komentar: