Tuhanku bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kiat untuk menyadari manakala ia lemah
dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri manakala ia takut. manusia yang memiliki rasa banggadan keteguhan dalam kekalahan.
Bentuklah puteraku menjadi seorang yang kuat dan mengerti bahwa mengetahui serta mengenal diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.
Tuhanku, janganlah puteraku Kau bimbing pada jalan yang mudah dan lunak. biarlah kau bawa dia pada gelombang dan desak kesulitan tantangan hidup. Bimbinglah puteraku supaya dia mampu tegak berdiri di tengah badai, serta berwelas kasih kepada mereka yang jatuh.
Bentukah puteraku menjadi manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit. seorang manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain.
seorang manusia yang mampu meraih hari depan tetapi tak melupakan masa lampau dan setelah segala menjadi miliknya. semoga puteraku dilengkapi hati yang ringan. untuk bergembira dan selalu bersungguh-sungguh namun jangan sekali-sekali berlebihan.
Berikan kepadanya kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan yang hakiki, pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan dan kelembutan dari kekuatan yang sebenarnya sehingga aku, orangtuanya akan berani berkata :"hidupku tidaklah sia-sia"
Douglas Mac Arthur (ditulis pada masa-masa paling sulit di awal perang pasific)
dikutip dari buku karangan Ir Andi Muzaki .SH.MT
Tampilkan postingan dengan label psychologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label psychologi. Tampilkan semua postingan
Kamis, 15 Juli 2010
Rabu, 14 Juli 2010
Segenggam garam dan Air
Cerita ini di ambil dari alkisah seorang pemuda yang sedang putus asa.
ketika itu ia habis tertimpa musibah yang amat berat usaha yang dijalaninya selama ini gulung tikar dan kekasihnya pergi meninggalkan dia saat itu pula ibunya meninggal dunia. iasudah sangat putus asa. dalam keputusasaannya itu ia terdiam dan selalu menangis. lalu datanglah seorang pengemis tua yang meminta sedikit rezki dari pemuda tersebut. lalu pemuda tersebut semakin sedih karena dirinya tidak lagi dapat berguna untuk orang lain.
dengan tersenyum pengemis itu bertanya kepada pemuda itu akan masalah yang sedang di hadapi.
lalu pengemis itu memberikan segenggam garam kepada pemuda yang putus asa itu dan diambilnya segelas air. dimintanya garam itu dimasukan kedalam segelas air. lalu pemuda itu diminta untuk meminum air yang sudah bercampur garam tersebut. lalu pengemis itu bertanya apa yang di rasakan oleh anak muda setelah minum air itu. anak muda menjawab,' air itu sangat asin sekali' pengemis itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. diajaklah pemuda itu ke sebuah danau yang sangat luas dan diberikannya kembali segenggam garam. seperti halnya tadi. pemuda itu kembali di minta untuk menaburkan segenggam garam kedalam danau. lalu pemuda yang putus asa itu diminta untuk mencoba meminum air dari danau tersebut. pengemis itupun kembali bertanya. apa yang dirasakan anak muda tersebut setelah meminum air danau. lalu pemuda menjawab tidak sedikitpun terasa asin dan malah merasa segar. dari cerita di atas dapat di ambil hikmahnya bahwa segenggam garam yang di taburkan layaknya sebuah masalah yang dihadapi dan air layaknya hati kita. seberapa besarpun masalah yang kita hadapi apabila kita menerimanya dengan hati yang lapang maka tidak akan terasa berat.
berikut adalah sebuah kisah yang dtulis untuk sebuah pelajaran yang semoga berguna bagi pembaca. terimakasih
ketika itu ia habis tertimpa musibah yang amat berat usaha yang dijalaninya selama ini gulung tikar dan kekasihnya pergi meninggalkan dia saat itu pula ibunya meninggal dunia. iasudah sangat putus asa. dalam keputusasaannya itu ia terdiam dan selalu menangis. lalu datanglah seorang pengemis tua yang meminta sedikit rezki dari pemuda tersebut. lalu pemuda tersebut semakin sedih karena dirinya tidak lagi dapat berguna untuk orang lain.
dengan tersenyum pengemis itu bertanya kepada pemuda itu akan masalah yang sedang di hadapi.
lalu pengemis itu memberikan segenggam garam kepada pemuda yang putus asa itu dan diambilnya segelas air. dimintanya garam itu dimasukan kedalam segelas air. lalu pemuda itu diminta untuk meminum air yang sudah bercampur garam tersebut. lalu pengemis itu bertanya apa yang di rasakan oleh anak muda setelah minum air itu. anak muda menjawab,' air itu sangat asin sekali' pengemis itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. diajaklah pemuda itu ke sebuah danau yang sangat luas dan diberikannya kembali segenggam garam. seperti halnya tadi. pemuda itu kembali di minta untuk menaburkan segenggam garam kedalam danau. lalu pemuda yang putus asa itu diminta untuk mencoba meminum air dari danau tersebut. pengemis itupun kembali bertanya. apa yang dirasakan anak muda tersebut setelah meminum air danau. lalu pemuda menjawab tidak sedikitpun terasa asin dan malah merasa segar. dari cerita di atas dapat di ambil hikmahnya bahwa segenggam garam yang di taburkan layaknya sebuah masalah yang dihadapi dan air layaknya hati kita. seberapa besarpun masalah yang kita hadapi apabila kita menerimanya dengan hati yang lapang maka tidak akan terasa berat.
berikut adalah sebuah kisah yang dtulis untuk sebuah pelajaran yang semoga berguna bagi pembaca. terimakasih
Langganan:
Postingan (Atom)